PEMBELAJARAN BERBASIS ANEKA SUMBER
Dr. Muktiono Waspodo. M.Pd
Pembelajaran berbasis aneka sumber merupakan idaman bagi setiap
peserta didik, karena akan memberikan peluang yang cukup besar baginya dalam
melakukan aktivitas belajar. Dengan demikian perlu diciptakan
kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman
belajar melalui berbagai sumber, baik sumber yang dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (by utilization) untuk keperluan
pembelajaran. Hal ini tentunya sejalan dengan perkembangan IPTEK, sumber
belajar semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga memungkinkan
orang-orang dapat belajar mandiri secara lebih baik.
Perkembangan
kehidupan masyarakat juga telah terjadi pergeseran dari era industri ke era informasi, yang akan
berdampak pada perkembangan pendidikan. Di era informasi saat ini peserta didik
setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi dalam jumlah jauh lebih banyak
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Informasi tersebut disebarkan melalui
berbagai media baik cetak maupun elektronik. Jika peserta didik tidak
dipersiapkan untuk dapat memberi makna terhadap informasi, menciptakannya
menjadi pengetahuan, menggunakan serta mengevaluasi pengetahuan yang diciptakan
orang lain, mereka dapat tertinggal oleh perkembangan ilmu pengetahuan
tersebut. Esensinya belajar itu, adalah aktivitas yang harus dilakukan oleh
peserta didik, untuk mengolah pesan pembelajaran (instructional) yang
terkandung pada sumber belajar tersebut.
Dalam
berbagai kesempatan, sebenarnya sumber belajar seringkali telah tersedia
dihadapkan peserta didik, namun demikian belum optimal termanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Pembelajaran berbasis aneka sumber juga memiliki makna
adanya kebebasan bagi peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada,
guna mendukung aktivitas belajarnya. Perbedaan jenis, tingkat kecerdasan, serta
gaya belajar masing-masing peserta didik mengakibatkan sumber belajar yang
diperlukan dalam mencapai kompetensi tertentu juga berbeda. Atas dasar
kenyataan yang demikian maka berkembangnya pendekatan belajar berbasis aneka
sumber.
Semakin
tersedianya sumber belajar di lingkungan peserta didik, akan memberikan peluang
dan kesempatan yang lebih besar baginya untuk melakukan kegiatan belajar. Namun
demikian motivasi intrinsik dari peserta didik untuk belajar merupakan faktor
utama seseorang melakukan tindakan belajar. Dalam pemanfaatan sumber belajar, Pendidik (guru dan
dosen) mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik sehingga belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih
terarah, dan akhirnya akan menyenangkan bagi dirinya. Oleh sebab itu Pendidik
dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan
sumber belajar. Tidak akan sia-sia,
jika menggunakan aneka sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Justru akan
memberikan makna/arti yang lebih besar guna mengeksplorasi sumber belajar
sehingga dapat memperllancar pencapaian tujuan pembelajaran.
B.
PENTINGNYA PEMBELAJARAN BERBASIS ANEKA SUMBER
Pembelajaran adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar. Pada pengertian yang lain, pembelajaran merupakan
bantuan pendidik kepada peserta didik memperoleh ilmu dan pengetahuan, penguasaan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak,
yaitu pekerjaan guru saja, sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara
guru dengan peserta didik
dan sumber belajar lainnya.
Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi adanya ketersediaan sumber belajar.
Dalam
kenyataan bahwa proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
Untuk menghasilkan kualitas belajar yang optimal, maka perlu dirancang
aktivitas belajar oleh peserta didik itu sendiri ataupun melalui peran Pendidik
dan/atau bimbingan orang lain. Kegiatan
belajar tidak hanya di lembaga pendidikan formal saja, melainkan juga di
lembaga nonformal. Bahkan belajar itu juga dapat terjadi dari lingkungan
informal. Oleh karena itu belajat tidak dibatasi oleh waktu, tempat, dan sumber
belajar.
Dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kaitannya dengan
berbagai kehidupan bermasyarakat, munculnya
berbagai inovasi guna memberikan kemudahan bagi individu dan masyarakat.
Tentunya pemerintah harus berupaya mengawalinya dengan mengkritisi bagaimana cara mempelajarinya, dan sumber
belajar apa yang sesuai dengan karakteristik peserta dididk (individu) dan
masyakat pada umumnya. Pembelajaran dengan menggunakan
aneka sumber menuntut adanya kemandirian dari peserta didik untuk belajat
sepanjang hayat.
Gagne (1977)
seperti yang dikutip Miarso (2004), berpendapat bahwa belajar merupakan seperangkat
proses yang bersifat internal bagi setiap pribadi (hasil) yang merupakan hasil
transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal dilingkungan
pribadi yang bersangkutan (kondisi). Agar kondisi eksternal itu lebih bermakna
sebaiknya diorganisasikan dalam urutan peristiwa pembelajaran (metode atau
perlakuan). Pada
umumnya belajar adalah upaya menguasai sesuatu yang baru yang ditandai dengan
perubahan tingkah laku, sebagai hasil pengalaman dari upaya tersebut. Dalam
melaksanakan kegiatan belajar tersebut, tentu saja memerlukan berbagai sumber
belajar. Sedangkan pengertian sumber
belajar berdasarkan berbagai referensi disebutkan :
1.
Menurut
Association for Educational Communications and Technology (AECT,1977) “Sumber
belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh
guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan
belajar-mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran”
2.
Seel &
Richey (1994) Sumber
Belajar adalah manifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras, perangkat
lunak, dan bahan pembelajaran. Manifestasi fisik teknologi dapat dikategorikan
dalam 4 jenis teknologi (Cetak, Audiovisual, Berbasis
Komputer, dan Terpadu
3.
Percival
& Ellington (1988) : mengatakan bahwa sumber belajar yang
dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang terdiri dari
sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar
memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang
disebut media pendidikan atau media instruksional.
4.
Sudjana
(1989) : menuliskan bahwa pengertian sumber belajar bisa diartikan secara
sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan
cetak. Sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
5.
Ahmad Rohani
(2004: 161) mendefinisikan “Sumber belajar sebagai segala daya yang dapat
dipergunakan untuk kepentingan proses/ aktivitas pengajaran baik secara
langsung maupun tidak langsung, di luar peserta didik (lingkungan) yang
melengkapi mereka pada saat pembelajaran
berlangsung.”
Dari beberapa definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk kepentingan pembelajaran sehingga diharapkan dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Sedangkan sumber belajar akan menjadi
bermakna bagi peserta didik dan Pendidik,
apabila sumber belajar diorganisir melalui rancangan yang memungkinkan
seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat
atau lingkungan alam sekitar, benda, orang atau buku sekalipun hanya
sekedar sesuatu yang tidak akan ada artinya apa-apa.
Dengan demikian pada hakikatnya sumber
belajar begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala
sesuatu yang dimungkinkan dapat
dimanfaatkan untuk keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi
sumber belajar. Hal ini menegaskan bahwa Pendidik (dosen dan guru) bukanlah satu-satunya sumber tetapi
hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya.
Untuk lebih jelasnya sumber belajar
dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
1. Sumber
belajar yang direncanakan (by design)
yaitu : Semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen
sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan
bersifat formal.
2. Sumber
belajar karena dimanfaatkan (by
utilization) yaitu : Semua sumber yang tidak secara khusus didesain untuk
keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan dan dimanfaatkan
untuk keperluan belajar. Contoh : Kantor pos pada awalnya hanya digunakan untuk
kepentingan persuratan, tetapi kantor pos tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar apabila
seseorang sedang membicarakan pokok bahasan tentang persuratan.
Sumber
belajar yang dirancang maupun dimanfaatkan, sama-sama pentingnya guna
memberikanpeluang dan kesempatan untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Kebermanfaatan sumber belajar sangat dipengaruhi oleh peserta didik, karena
sesungguhnya “kebebasan’ di sini memiliki makna bahwa peserta didik diharapkan
mampu untuk memilih dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Jika mampu
dan dimungkinkan sesuai dengan kebutuhan
belajarnya, dapat juga mengembangkan sumber belajar sehingga kontektual dengan
kebutuhannya. Peran pendidik, tentunya menciptakan lingkungan yang kondusif
atau merangsang (menstimulus) terjadinya perbuatan belajar pada peserta didik.
Menurut
AECT (1977) telah
membuat klasifikasi sumber belajar sebagai berikut:
1. Pesan
(messages), yaitu informasi yang
ditransmisikan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, seni, dan data.
Termasuk dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi yang harus diajarkan
kepada siswa.
2. Orang
(peoples), bertindak sebagai
penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Dalam kelompok ini misalnya guru,
tutor, peserta didik, tokoh masyarakat (yang mungkin berinteraksi dengan
masyarakat)
3. Bahan
(materials), yaitu perangkat lunak
yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun dirinya
sendiri. Misalnya transparasi, slide, audio, video, buku, majalah, dan lainnya.
4. Alat (devices), yaitu perangkat keras yang
digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya slide
proyektor, video tape, pesawat radio, televisi.
5. Teknik
(tecniques), yaitu prosedur atau
acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan
untuk menyampaikan pesan. Seperti belajar sendiri, simulasi, demonstrasi, tanya
jawab.
6. Lingkungan
(setting), yaitu situasi di sekitar
dimana pesan disampaikan, lingkungan bisa bersifat fisik (gedung sekolah,
perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman, lingkungan non
fisik/ suasana belajar).
PEMILIHAN
DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR
Dalam proses pemilihan sumber belajar yang
efektif dan efisien, isi dan tujuan pembelajaran haruslah sesuai dengan
karakteristik sumber belajar tertentu. Untuk memilih berbagai jenis atau
komponen sumber belajar seperti yang dikemukakan Anderson (1987) dan AECT (1986), dapat digunakan sebagai langkah-langkah
pemilihan secara menyeluruh; yaitu
(1)
merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan penggunaan sumber
belajar secara jelas.
(2)
Menentukan isi pesan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
(3)
Mencari bahan pembelajaran (materials)
yang memuat isi pesan.
(4)
Menentukan apakah perlu menggunakan sumber belajar orang, seperti
guru, pakar bidang ilmu, tokoh masyarakat dan sebagainya.
(5)
Menentukan apakah perlu menggunakan peralatan untuk
mentransmisikan isi pesan.
(6)
Memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk
mentransmisikan isi pesan.
(7)
Menentukan teknik penyajian pesan
(8)
Menentukan latar (setting) tempat berlangsung penggunaaan sumber belajar.
(9)
Menggunakan semua sumber belajar yang
telah dipilih atau ditentukan yang efektif dan efisiensi
(10)
Mengadakan penilaian sumber belajar.
Berbagai
jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara
parsial. Aneka sumber belajar harus dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh
dalam sebuah proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang
sesuai, perlu dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran yang lebih baik.
Dengan demikian diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.
Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih dan
memanfaatkan sumber belajar, yaitu :
1) Bersifat
ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya)
2) Praktis
dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya
3) Fleksibel
dan luwes, dalam merancang dan menerapkan sumber belajar tidak kaku dan dapat
terjadi penyesuaian .
4) Sesuai
dengan tujuanpembelajaran yang ingin dicapai dan materi yang diperlukan
5) Sesuai
dengan karakteristik peserta didik antara lain pada taraf berfikir, tingkat perkembangan
psikisnya.
Dalam mewujudkan masyarakat belajar
sepanjang hayat (long life education)
dan untuk menghadapi era informasi dan pasar bebas, para pendidik (guru, dosen,
instruktur) harus berupaya menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik
memiliki pengalaman belajar dari berbagai sumber, baik sumber belajar yang
dirancang maupun sumber belajar yang dimanfaatkan. Belajar merupakan suatu
proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secra keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
C.
MANFAAT PEMBELAJARAN BERBASIS ANEKA SUMBER
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat dideskripsikan manfaat pembelajaran
berbasis aneka sumber, yakni sebagai berikut;
1.
Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan cara;
(a)
mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih
baik dan
(b)
mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak
mengembangkan
inspirasi, memotivasi peserta didik secara maksimal
2.
Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan
cara:
(a)
mengurangi intervensi guru yang kaku dan tradisional; dan
(b)memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan karakteristiknya
3. Meningkatkan
kualitas proses
pembelajaran, dengan cara:
(a)
mengoptimalkan pemanfaatan jenis
sumber belajar;
(b)
penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5.
Memungkinkan belajar secara seketika, cara:
(a)
mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya kongkrit;
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6.
Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografis.
Mengoptimalkan sumber belajar tidak selalu harus didukung biaya yang
tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan
membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar
lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan
sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa
dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah
dan rumah, seperti kertas, mainan, dan bekas kemasan sering luput dari
perhatian kita
D.
PENCIPTAAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG KONDUSIF
Agar proses pembelajaran
memberikan makna yang jelas dan terciptanya lingkungan pembelajaran yang
kondusif dengan menggunakan aneka sumber belajar. Bagaimana halnya dengan peran
Pendidik ? Tentunya kehadiran sumber belajar selain Pendidik bukannya
menjadikan dirinya “tidak aktif”. Karena
tugas pendidik diarahkan untuk merencanakan, menciptakan dan menemukan
kegiatan kegiatan yang bersifat menantang yang akan dapat membangkitkan
prakarasa belajar peserta didik. Di samping itu mereka berperan untuk
menggunakan pemikirannya secara baik. Hal ini sangat penting sebagai landasan
terciptanya masyarakat belajar sepanjang hayat dimana orang akan belajar terus
secara bebas dan mandiri. Dalam upaya mewujudkan masyarakat belajar sepanjang
hayat dan untuk menghadapi era informasi dan pasar bebas tersebut, para
Pendidik (Guru maupun Dosen) harus berupaya menciptakan kondisi yang
memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar dari berbagai sumber,
baik sumber belajar yang dirancang maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.
Oleh karena itu, guru dalam
merancang pembelajaran perlu menganalisis sumber-sumber belajar apa yang
tersedia dan dapat digunakan untuk menyampaikan isi pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran aneka sumber perlu dilakukan disebabkan: (1) dengan belajar
berbasis aneka sumber, peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar sesuai
dengan gaya belajar yang dimilikinya, misalnya dengan jalan mendengarkan
rekaman audio, siaran radio, dan melihat TV, video dan computer assisted instruction (CIA), dan lain-lain, (2) Kesempatan
belajar karena hal ini sifatnya individual, maka seorang pebelajar dapat saja
mengatur kapan waktu yang cocok buat mereka belajar, (3) Kemauan atau motivasi
untuk belajar. Tanpa motivasi yang tinggi prestasi belajar akan sulit dicapai,
walau bagaimanapun tersedianya berbagai aneka sumber belajar.
Beberapa manfaat yang dapat
diambil dari belajar berbasis aneka sumber antara lain, (a) seseorang dapat
belajar sesuai dengan kondisinya dan waktu belajar, (b) menimbulkan pemahaman
yang lebih mendalam, (c) mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap
topic sehinggga pebelajar menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan
produk belajar yang lebih bermutu, (d) meningkatkan pembentukan ketrampilan
berpikir seperti ketrampilan memecahkan masalah, memberikan
pertimbangan-pertimbangan, (e) meningkatkan motivasi belajar, (f) mengurangi
ketergantungan pada guru, (g) menumbuhkan kesempatan belajar yang baru, dan (g)
menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan baru.
Sumber belajar yang dirancang maupun
dimanfaatkan bagi keperluan pembelajaran, tentunya juga masih membutuhkan peran
guru. Setidaknya melalui strategi pembelajaran yang dipilih guru harus mampu:
mengenalkan, merencanakan dan
memanfaatkan sumber belajar sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih efektif
dan efisien. Oleh karena itu sebagai konsekuensi logisnya, guru perlu (1)
mengetahui proses transformasi pesan-pesan pembelajaran (2) mengetahui jenis dan karaktertik sumber
belajar, dan (3) mengetahui bagaimana cara memanfaatkan sumber belajar untuk
kepentingan pembelajaran. Dengan demikian setidaknya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, seorang guru perlu mengetahui sumber belajar,
pemanfaatan sumber belajar, dan pengelolaan sumber belajar tersebut.
Salah satu indikator lingkungan belajar yang kondusif adalah
lingkungan yang dapat menunjukan bahwa peserta didik merasa nyaman, senang,
dan semangat untuk belajar, serta hasilnya relati akan menggembirakan dari target pencapaian hasil
belajar yang ditetapkan. Lingkungan belajar akan tercipta kondusif, pada
umumnya menunjukan adanya pemanfaatan sumber belajar yang tepat sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik.
F. PENUTUP
Pembelajaran
berbasis aneka sumber belajar akan menjadi bermakna bagi bagi peserta didik
maupun Pendidik, jika sumber belajar
dirancang dan dikelola yang memungkinkan
seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar secara mudah dan
kontektual dengan kebutuhannya. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam
sekitar, benda, orang atau buku sekalipun hanya sekedar sesuatu yang
tidak akan ada artinya apa-apa. Pada hakikatnya sumber belajar tersedia di
lingkungan internal dan ekternal pada setting belajar. Oleh karena itu
keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan aneka sumber belajar dapat
memungkinkan peserta didik berkembang secara optimal. Kehadiran sumber belajar
lainnya, menunjukan bahwa Pendidik bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya
salah satu saja dari sekian sumber belajar yang dapat menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran.
Sumber
belajar pada hakekatnya bertujuan untuk mengembangkan berbagai potensi yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Oleh sebab itu sumber belajar dapat
menjelajahi sumber pengalaman belajarnya, sehingga peserta dididk termotivasi
dan mendapatkan kemudahan dalam kegiatan belajarnya. Belajar tidak dirasakan
sebagai beban tetapi menjadikan pembelajaran berlangsung secara optimal dan
efektif, apabila sang guru kreatif merancang pemanfaatan dari berbagai sumber
belajar tersebut.
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan semakin
hangatnya arus globalisasi, maka sumber-sumber informasi atau sumber belajar
semakin banyak, baik sumber belajar yang direncanakan (by design) maupun sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization) dibanding dengan
masa-masa sebelumnya. Untuk mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) yang semakin pesat sekarang ini maka pendidikan atau sekolah yang
merupakan pilar utama harus dapat dimanajemen seoptimal mungkin. Guru juga yang
merupakan tonggak terdepan dalam proses pembelajaran harus mampu menciptakan
lingkungan yang kondusif sehingga siswa dapat senang, nyaman, dan betah dalam
belajar. Di sisi lain juga, siswa atau peserta didik yang merupakan objek
pendidikan dituntut untuk dapat memanfaatkan berbagai aneka sumber belajar
sehingga pada akhirnya siswa dapat menguasai dan menerapkan ilmu yang dia
miliki didalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, O.W. &
Krathwohl, D.R. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A
revision of Bloom’s taxanomy of educational objectives. New York: Addison
Wesley Longman.
AECT.
1977. Selecting Media for Learning. Washington DC: Association for
Education Communication and Technology.
Barbara, S. (1998). Making
instructional design decisions. Apper Saddle River, N.J.: Merill.
Belt, S. (1997). Emerging vision of an information age education, http://www.pnx.com/gator
Belt, S. (1997). Emerging vision of an information age education, http://www.pnx.com/gator
Dorrell, J. (1993).
Resource-based learning: Using open and flexible learning resources for
continous development. Berkshire: McGraw-Hill Book Company Europe.
Miarso, Yusufhadi, (2004), Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Edisi Satu
Percival,
Fred & Henry Ellington (1988), Teknologi Pendidikan, terjemahan Sudjarwo, Jakarta: Penerbit Erlangga
Rohani, Ahmad (2004), Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi,
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Seels,
Barbara B, & Rita C.Richey (1994), Teknologi Pembelajaran, Definisi dan
Kawasannya, Jakarta:
Unit Percetakan UNJ.
N.B.
Bapak/Ibu/Saudara, Jika dicopy silakan, mohon dicatat sumbernya sebagai sikap ilmiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar